Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ilmu Dasar Teknik Penyeberangan Sungai Bagi Pecinta Alam


INDONESIA merupakan negara tropis yang memiliki curah hujan cukup tinggi menyebabkan banyak terjadi aliran air permukaan, baik sebagai sungai ataupun daerah tangkapan air, besar maupun kecil. Sungai-sungai tersebut bermuara di pesisir-pesisir pantai yang mengelilingi pulau-pulau di Indonesia.


Di saat musim hujan, debit air biasanya bertambah tinggi bahkan kadang menyebabkan banjir. Selama kurun waktu tersebut pula, terkadang perjalanan-perjalanan dilakukan oleh penggiat alam terbuka, mencoba bermain-main dengan aliran sungai dalam olahraga arus deras ataupun perjalanan biasa yang harus dilakukan dengan memotong sungai yang lebar dan deras. Perlukita kenali beberapa hal yang berhubungan dengan penyebrangan agar persiapan perjalan semakin baik dan yang utama factor SAFETY dari perjalanan kita sendiri.


Perencanaan Awal

Sebelum memulai suatu perjalanan apapun yang harus kita lakukan pertamakali dalam hal teknis adalah analisa perjalanan.analisa perjalanan dengan bantuan seluruh data-data yang kita miliki baik berupa laporan, peta dan lain sebagainya. Bukalah peta lokasi yang akan anda tuju semakin sering anda melihat dan perhatikan peta, semakin baik anda mengenal daerah yang dituju. Bahkan sebelum memulai perjalanan, anda sudah seperti berada disana dan berjalan sesuai oprasi yang direncanakan (ROP). Perencanaan perjalanan termasuk diantaranya akan menyebrangi sungai dengan garis lurus ataukah mencari titik yang tepat untuk melakukan penyebrangan. Hubungan perencanaan dengan penyebrangan beberapa dintaranya adalah memperkirakan.


1. berapa sungai yang akan dilewati ?

2. berapa lebar sungai ?

3. daerah aliran sungai, perkiraan sungai akan berair atau tidak, derasnya ?

4. apakah lokasi jauh dari pemukiman /terpencil dan bagaimana hubungannya dengan prosedur 

emergensi ?

5. dimana lokasi jembatan terdekat ? apakah ada jalan yang memutar / sekitar sungai ?

Dari data-data teknis ini, persiapan oprasi akan ditindaklanjuti dengaan persiapan lainnya misalnya :

1. perlengkapan yang akan mendukung oprasi

2. pembekalan materi penaksiran sungai, kedalaman, cuaca dll


Pemeriksaan Sungai

Setelah berada di lokasi kita akan dihadapkan pada beberapa situasi. Jika ada kesempatan untuk menyebrangi sungai dengan aman, kita akan berusaha untuk memeriksa terlebih dahulu untuk menemukan titik yang terbaik untuk menyebrang. 

Perhatikan sungai yang akan disebrangi dan bahas bersama dengan anggota tim lainnya. Mengingat waktu oprasional usahakan pembahasan tidak memakan waktu yang lama. Pertimbangkan faktor-faktor yang berhubungan : arus, kedalaman, lebar, batu-batuan di sisi atau di dasar sungai, termasuk kejernihan air.


Memperkirakan pergerakan permukaan sungai merupakan bantuan yang baik karena keadaan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan di bawah permukaan sungai.Aliran utama biasanya diindikasikan dengan bentuk huruf V yang lebar, dengan arus yang relatif lebih deras dibandingkan sekitarnya. STANDING WAVES merupakan indikasi batu besar yang terdapat pada dasar sungai yang membelokan air kebagian atas kepermukaan. 


Hal ini merefleksikan / gambarkan permukaan dasar sungai yang tidak teratur sehingga sulit untuk disebrangi.Batu besar juga dapat menyebabkan terjadinya EDDIES dimana arus yang mengalir berlawanan dengan arus utama.Lokasi dimana terdapat halangan yang besar.Eddies dapat menyebabkan aliran balik yang kuat menuju penghalangnya. VERTIKAL EDDIES atau disebut juga dengan STOPPER cukup berbahaya karena sekali terperangkap, hampir mustahil keluar darinya. 


Terbentuk karena bagian dasar dari sungai yang memiliki perbedaan ketinggian yang besar. Sebagian air diteruskan ke arah hilir sedangkan sebagian lain bergarak ke permukaan sungai dan berputar penghalangyang terletak di bawah permukaan air atau yang setengah terendam, seperti dahan pohon juga juga cukup berbahayam, walau kadang bias di jadikan pegangan (tapi ingat pegangan ini tidaklah permanen sehingga lebih baik untu tidak memegangnya).


Pemilihan Titik Seberang

Untuk memilih titik-titik penyebrangan, terdapat beberapa factor yang harus di perhatikan.

Lihat sekali lagi peta anda dan cari petunjuk-petunjuk yang mungkin terlewatkan. Perhatikan lebar sungai dengan baik (lihat jenis peta yang anda gunakan misalnya sungai yang tandai dengan garis ganda pada peta OS Second Series menandakan lebar 8 meter, perhatikan juga skala).


Daerah yang dipilih harus bebas dari halangan misalnya batu terendam, pohon roboh yang dapat mengoyak tali atau memerangkap yang berenang. Hindari tepi sungai yang tinggi dan pastikan titik keluar memungkinkan, dengan akses yang baik sepanjang tepinya. Periksa air yang keluar. Halangan buatan manusia misalnya jembatan rubuh harus tetap perhatikan.


Aliran umumnya lebih kuat pada bagian luar dari belokan / tikungan. Disini akan sering menemukan tepian UNDERCUT dan dalam, aliran air yang cepat yang tidak baik untuk disebrangi.


Dasar sungai sebaiknya serata mungkin dengan kedalaman yang rata dan bebas dari batu-batuan, singkapan batuan, atau Lumpur-lumpur yang melekat. Jangan mengan dalkan titik penyebrangan hanya pada satu titik khusus karena jika terjadi kenaikan permukaan air malah dpat menjadaikan titik tersebut menjadi berbahaya.

Pemilihan titik penyebrangan di pengaruhi dengan keter batasan peralatan yang dibawa oleh tim. Misalnya tali telah dibawa, tapi perlu diketahui panjang tali tersebut.


Terakhir harus dapat diperkirakan apa yang akan dilakukan apabila ada yang terjatuh danterbawa arus. Bagaimana ia dapat diselamatkan ?


Teknik Penyeberangan

Setelah memilih titik penyebrangan, harus dipilih metode yang tepat / cocok dengan situasi lokasi dan kondisi tim. Jangan tergesa-gesa karena persiapan ini merupakan hal yang penting. Prosedur pengikatan tali, berdiri di air, tepian mana yang jadi tujuan merupakan hal yang penting untuk di persiapkan.

Komunikasi visual yang sederhana dapat di sepakti bersama mengingat sungai adalah lokasi yang bising dan jarak antar personil bias jauh. Jika menggunakan tali, komuikasi tali di tarik atau dikendurkan perlu di sepakati.


Penyebrangan Tanpa Tali

Beberapa sungai dapat disebrangi tanpa pemikiran lain bahwa diperlukan untuk menemukan tempat sempit (sungai yang tidak lebar) untuk dapat melompat dan menyebrang. Hanya ingat bahwa 1,5 meter pun lompatan dapat membuat ketakutan terutama jika membawa beban ransel yang berat. 


Pada beberapa cara, berlompatan dari btu ke batu mungkin merupakan cara yang baik untuk menunjukkan keseimbangan kita, tetapi merupakan cara yang cepat untuk terpeleset atau jatuh yang akan menyebabkan terkilir atau lukaparah.

Pilihlah tehnik yang memungkinkan bagi seluruh tim dan terutama berhati-hati menyebrang pada batu yang licin lebih baik berbasah-basah tapi aman daripada berusaha agar tetap kering tapi cara yang dipilih beresiko, baik jatuh atau celaka (yang toh menyebabkan basah juga).

Jika memutuskan berbasah ria, tehnik dasar untuk menyabrang dapat disesuaikan baik menggunakan tali maupun tidak.


Peraturan adalah tetap gunakan sepatu. Ini akan melindungi kaki dari hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat membuat pijakan lebih kuat dari pada telanjang kaki. Kaos kaki dapat disimpan diransel supaya tetap kering. Jika memiliki gaiter, lebih baik digunakan juga. Gaiter akan membantu melindungi kaki, menyekat kaki, menahan pasir / batu kecil batu kecil masuk kesepatu, celana panjang dan baju panjang dapat dilipat agar tetap kering / tidak terkena air. 


Tetaplah pakai ransel, tetapi jangan mengunci belt pinggangnya karena dapat langsung dilepas jika terjadi sesuatu. Posisi ransel akan lebih banyak diatas permukaan sungai dan akan mengambang. Terlebih jika paking ranselyang dilakukan baik sehingga berlaku seperti kantong udara dan jika sesuatu terjadi dapat diper gunakan sebagai pelampung.


Sewaktu penyebrangan buatlah badan menuju kehulu dengan kaki yang merentang setengah meter. Jika menghadap kehilir atau kesamping, kekuatan aliran sngai terpusat terarah pada bagian kaki, dapat menyebabkan kaki tertekuk dan jatuh. Hindari perselingan antar kaki dan tetap berjalan dengan menyeret kaki (cara jalan seperti terseret tetapi tetap didasar sungai, jangan mengangkat terlalu tinggi) dan pastikan satu kaki telah dikokohkan dulu sebelum menggerakkan yang lain.


Cobalah untuk mempertahan kaki kontak dengan dasar sungai. Hal ini kadang kala membantu kemantapan berdiri walau saat kaki tertekuk. Kaki yang dibelakang sebaiknya menjadi setengah berbelok menuju tepian yang dituju untuk memperoleh efek FERRY-GLIDE jika tersedia tongkat yang kuat, tempat kanlah didepan karena akan berfungsi sebagai kaki ketiga dan berguna sekali untuk menjaga kesetabilan. Juga dapat berfungsi mengetahui kedalaman.


Penyebrangan Dengan Bantuan Tali

Tidak ada percobaan penyebrangan yang dilakukan untuk menyebrangi sungai tanpa keamanan tali kecuali jika nyata bahwa peyebrangan dapat dilakukan tanpa tali.Metode yang akan dijelaskan sekarang coco untuk penyebrangan air dangkal ketika konsekuensi slip/meleset merupakan factor utama, lebih sekedar basah-basah. 


Tiga metode semuanya tergantung pada kerjasama tim, jugasusunan tim jika dibandingkan hanya dilakukan oleh individu. Tiga orang dengan tinggi yang sama, masuk dengan posisi yang berkerumunan dengan tangan yang bersambung dan saling berpegangan


Anggota yang paling kuat harus menghadapi kehulu.berpegangan erat satu sama lain, grup ini mulai berjalan memotong sungai saling “menguatkan” anggota satu sama lain. Jika dasar sungai tidak rata, mungkin perlu untuk bergerak satu-satu pada satu waktu. Dilain pihak, grup ini bergerak atas perintah / aba-aba dari pemimpin grup.


Satu kelompok yang terdiri dari tiga orang atau lebih mengam bil posisi yang telah ditunjukan, tiap anggota menghadap kehulu dan saling berpegangan pinggang padaorang yang ada didepannya pemimpin jika memungkinkan menggunakan tongkat untuk menambah kesetabilan seluruh barisan harus bergerak kearah sisi secara simultan, tiap langkah yang terseret bergerak sesuai kordinasi dari pemimpin. Penyebrangan dengan berbaris menghadap kehulu sungai.

Pada metode ini, tiga atau lebih orang berbaris menghadap sisi dengan tangan saling terkait dan memegang tongkat yang panjang. Posisi barisan menghadap kesungai atau pararel dengan bagian tepi dimaksudkan untuk mengurangi area yang berhadapan langsung dengan arus sungai.


Jatuh / Hanyut

Jika yang terburuk terjadi misalnya kehilangan pijakan dan hanyut, ingatlah kita masih punya pelampung yaitu ransel anda jangan panik jika masih berpegangan atau terkait dengan tali, badan anda akan terayun ketepi. Jika anda tidak terkait sama sekali dengan tali, lepaskan ransel anda yang tidak terkunci belt pinggangnya, tetap pegang erat-erat dan letakan kaki menghadap kehilir sehingga kaki anda dapat “menangkis” batu atau halangan lainnya tidak langsung berbenturan langsung dengan badan ransel anda akan berfungsi/bertindak sebagai pelampung. 

Jadi betapa pentingnya melakukan packing yang baik sebelum melakukan penyebrangan jangan coba untuk melawan arus tetapi perlahan-lahan keluar darinya menuju tepian atau menggunakan eddies atau arus yang lambat untuk maju pilihlah titik pendaratan yang bebas dari dahan-dahan dibawah air.


Metode Pendulum

Pada metode pendulum salah satu ujung tali dipegang terlebih dahulu anggaplah dilakukan oleh si B dan bertindak sebagai belayer pertama hal ini sangat penting karna pada saat jatuh dipastikan penyebrangan akan terayun ketepian yang ditujunya.


Orang pertama menyebrang sebaiknya orang yang kuat dan lebih besar dari anggota tim personil pertama ini si A terikat dengan longgar pada bagian tengah dari panjang tali ujung tali lainnya yang berupa jeat/loop dipegang oleh anggota lainnya, si C tali yang dipegang oleh C disebut tali RECOVERY sedangkan yang dipegang oleh si B disebut tali pendulum perhatikan panjang tali. Harus sepanjang lebar sungai dengan beberapa bagian yang cukup/ lebih untuk pegangan ditiap ujung tali si C bertindak sebagai belayer kedua

Tali yang dipegang si B ditambatkan/di-ancor-kan pada satu tiang/benda dan tali harus bergerak bebas/terulur. Jika ditambatkan dipohon, perhatikan tali usahakan bebas bergerak dalam arti uluran bukan bergerak keatas maupun kebawah. Ancor yang baik misalnya percabangan pohon yang cukup kuat kalau mau membawa katrol lebih baik posisi ancor terletak disebelah hulu dengan panjang menyesuaikan dengan panjangnya tali jika tidak ada ancor tubuh belyerpun dapat dapat digunakan tiang pada kenyataannya memang lebih disukai karena lebih lues (tambatan bebas bergerak). Hanya perlu diingat bahwa hal ini juga mengundang resiko si B terbawa/tertarik oleh si A kecuali dipasang ancor lagi oleh si B dipohon misalnya atau anggota tim lainnya.


Si A kemudian menyebrangi sungai menghadap kehulu dan bersandar pada tali yang dipegang oleh B. si B akan mengendurkan tali berangsur-angsur ketika A menyebrang. Jika terjadi slip, A akan teryun kembali kesisi asal yang paling dekat, dibantu oleh si C. ketika A telah tiba dengan selamat, ada dua cara untuk menyebrangkan orang kedua.


1. Si A keluar dari lilitan tali dan semua tali dikembalikan kesisi yang paling dekat di sebrang. Orang kedua kemudian menyebrang dengan cara yang sama seperti orang pertama, Si A.

2. Si A melepaskan diri dari lilitan tali tetapi menahan/memegang tali tersebut sehingga ketika orang kedua menyebrang A akan ganti membantu terutama pada titik-titik yang dianggap berbahaya.

Tali recovery pada saat orang kedua meyebrang akan bertindak sebagai pengaman, yang akan mengerahkan penyebrang jika terjadi slip. Ingat berarti ada tiga orang yang mengamankan penyebrang kedua.dua orang disisi asal, memegang tali pendulum dan tali recovery dan satu orang disisi sebrang memegang juga tali recovery.


Ketika orang kedua sudah mencapai sebrang, system pendulum-ancor dapat diset lagi disisi sebrang sungai. Tali ditransfer kesebrang, dipersiapkan ancornya oleh kedua orang yang sudah menyebrang. Anggota yang tersisa kemudian menyebrang dan setelah siap penyabrangan dipinggang dikembalikan kesebrang lagi untuk anggota berikutnya.untuk penyebrangan terakhir, tali “pendulum” kini tidak sebagai tali pengaman tapi sebagai tali yang bisa ditarik oleh anggota tim yang sudah disebrang. Intinya jika seseorang akan jatuh, ia akan otomatis terayun hingga ketitik terjauh sisi sungai dengan bantuan tali recovery


CATATAN.

1. metode ini sangat tergantung dari panjang tali digunakan.

2. lilitan yang digunakan untuk menjamin penyebrangan seharusnya berukuran dua atau tiga kali ukuran lilitan pinggang akan dipegang erat dengan mengawinkan kelebihan tali ditangan. Jika menggunakan ransel,lilitan dapat lebih panjang lagi.

3. suatu alternatif atau cara yang cocok untuk menseting system adalah dengan menggambarkan tali sebagai empat bagian yang sama besarnya. Satu sisi akan memiliki dua jerat/loop, untaian lain satu loop dan dua ujung tali. Loopsebelah kiri digunakan untuk penyebrang.

4. metode yang dijelaskan dapat digunakan untuk menyebrangi sungai dimana lebarnya seperempat atau kurang dari panjang tali. Kemudian jika membawa tali dengan panjang 45 m, sungai dengan lebar 10 m dapat disebrangi.

5. metode ini minimal dilakukan tiga orang penyebrang

6. Anchor yang digunakan sebaiknya samatingginya dengan bagian-bagian sisi yang mungkin. Ini mengurangi seretan dan kemungkinan sobekan akibat batu atau penghalang lainnya.

Jika sungai lebih lebar dari seperempat panjang tali yang tersedia, berarti agak terlalu lebar untuk dilalui dengan aman. Bagaimanapun juga jika ingin disebrangi sebaiknya menggunakan dua tali satu sebagai pendulum dan yang lainnya danlainnya sebagai tali recovery. Harus diakui bahwa banyak fariasi untuk menyebrangi sungai. Metode pendulum memberikan gambaran saja kepada penyebrang dan memastikan bahwa merekadilepaskan hingga tepi terjauh jika mereka jatuh. Metode apapun yang digunakan sangatpenting untuk membuat penaksian dari semua factor yang relefan baik titik penyebrangan maupun aliran sugainya.


Terkadang penybrangan sungai dilakukan ditepi pantai. Daerah pertemuan air sungai dan air laut terkadang memiliki arus bawah yang cukup besar sehingga kewaspadaan harus lebih ditingkatkan. Dasar sungai umumnya lebih rata dan berpasir sehingga kemungkinan terpeleset lebih kecil.


Dimanapun anda melakukan penyebrangan, di pantai, daerah hulu ataupun hilir tetaplah perhatikan fektor keselamatan. Cermati baik-baik lokasi sekitar penyebrangan apa-apa saja yang dapat mempermudah ataupun mempersulit penyebrangan.