Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

3 Mitos Anak Mapala

Menjadi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) memang tidak mudah. Apalagi status mahasiswa baru saja Kamu skamung. Umumnya para Mahasiswa masuk organisasi kampus disemester awal, dimana masa-masa ini mahasiswa masih mencari pertemanan baru.

“Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung,” Soe Hok Gie. Demam naik gunung dikalangan mahasiswa memang sudah lama, bahkan saat mapala belum lahir. Semangat inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya organisasi Mapala.

Dalam perjalanan panjang organisasi ini, banyak hal yang menjadikan Mapala beda dengan unit kegiatan Mahasiswa lainnya di Kampus, sehingga sampai saat ini masih menjadi mitos turun temurun. Beberapa diantaranya;


Lama Kuliah
Mapala sering dipelintir menjadi mahasiswa paling lama kuliah. Hal ini menjadi bahan UKM lain dalam persaingan mencari anggota baru di semester awal atau dimasa penerimaan mahasiswa baru. Pertanyaannya, betulkan semua anggota mapala itu lama kuliah? Kamu tidak akan menemukan jawaban yang valid jika Kamu bukan salah satu anggotanya.

Kenyataannya semua anggota wisuda tepat waktu, dan tidak jarang anggota mapala mendapat penghargaan mahasiswa terbaik saat wisuda. Lama atau tidaknya kuliah itu tergantung dari mahasiswa itu sendiri, karena tanpa masuk mapalapun Kamu juga bisa lama kuliah. Jadi bisa kita tarik satu kesimpulan, bahwa lama kuliah itu tidak bisa dibuktikan dengan ilmiah.


Rambut Panjang
Stigma gondrong sering dilekatkan pada anggota mapala, bahkan salah satu indikator untuk mengidentifikasi seorang mahasiswa adalah seorang anggota mapala atau bukan, bisa lihat dari rambutnya. Hal ini juga sangat keliru, berambut panjang itu adalah sebuah trend dan pilihan. Tak ada satupun organisasi mapala yang mewajibkan anggotanya harus gondrong.

Diawal-awal tahun dua ribuan, banyak mahasiswa yang dengan gagah memamerkan rambut gondrongnya, karena saat itu trand gondrong sedang menjamur, sehingga gondrong dimasa itu bisa dikatakan suatu kewajiban. Sekarang trend itu sudah berubah, gondrong saat ini bukan hanya terkhusus pada anggota mapala, tetapi semua kalangan mahasiswa.

Berambut panjang itu sebuah pilihan, bukan paksaan, Kamu juga tidak perlu masuk mapala untuk menjadi gondrong, silahkan lihat mahasiswa dikampus Kamu kuliah, apakah yang gondrong itu anggota mapala atau bukan. Anggota mapala itu diharuskan hidup bersih, rapih, sigap dan terampil.


Kerjaannya cuma naik gunung
Ketika memilih menjadi anggota Mapala, hal yang harus kamu tahu adalah kamu tak hanya akan diajari cara mendaki gunung saja. Ada banyak divisi di sini yang akan kamu pelajari.  Kamu harus menyelesaikan beberapa tahapan dulu, seperti pra-pendidikan dasar, pendidikan dasar, dan pengembaraan wajib. Sebelum akhirnya bisa fokus pada satu divisi saja.

Umumnya Mapala mempunyai tiga divisi, Gunung hutan, gua, dan panjat tebing. Artinya, ada banyak hal yang bisa kamu lakukan ketika menjadi Mapala. Bukan cuma naik gunung saja. Diluar itu, anggota mapala diajarkan bagaimana bisa peka terhadap kehidupan sosial disekelilingmu dan aktif dalam upaya pelestarian alam.


Nah itulah tiga mitos yang paling popular bagi anggota Mapala. Kamu tidak akan pernah menemukan jawabannya sebelum kamu menjadi bagian dari mereka. Yang paling penting sebelum kamu berminat mendaftar Mapala adalah memikirkan asas manfaat yang akan didapat saat masa kuliah dan setelah kuliah. Semoga bermanfaat.